Beritafifa.com – Henrikh Mkhitaryan kembali menunjukkan bahwa usia bukanlah batas untuk tampil gemilang di level tertinggi. Meski usianya hampir menyentuh 37 tahun, gelandang asal Armenia itu terus membuktikan kualitasnya dengan performa konsisten di setiap laga.
Data mencatat, Mkhitaryan bukan hanya dikenal karena profesionalismenya, tetapi juga karena menjadi panutan dalam hal etos kerja dan menjaga kebugaran. Ia tetap mampu bermain dengan intensitas tinggi, tak kenal lelah berlari dan membantu tim di berbagai situasi sepanjang pertandingan.
Dalam duel melawan Roma, Mkhitaryan menorehkan jarak tempuh sekitar 12 kilometer — tertinggi dibandingkan pemain lain di lapangan. Angka tersebut menegaskan betapa besarnya kontribusi dan pengaruh sang veteran bagi permainan Inter Milan.
Tak heran jika Christian Chivu sulit untuk mencadangkannya, meski pemain muda seperti Luka Sucic tengah berupaya merebut menit bermain. Di tengah padatnya jadwal kompetisi, Mkhitaryan tetap menjadi pilihan utama berkat ketenangan, kecerdasan, dan segudang pengalamannya di lapangan.
Mkhitaryan dan Konsistensi yang Menakjubkan
Henrikh Mkhitaryan menunjukkan daya tahan luar biasa meski usianya tak lagi muda. Ia masih mampu menekan lawan, mengatur tempo, dan menjaga ritme permainan selama 90 menit penuh tanpa kehilangan konsentrasi maupun energi.
Kedisiplinannya dalam menjaga kebugaran menjadi kunci utama mengapa ia selalu siap tampil di laga-laga besar. Di usianya yang kini mendekati 37 tahun, tak banyak pemain yang mampu mempertahankan performa setinggi itu, terlebih di kompetisi seketat Serie A.
Pelatih Christian Chivu pun menjadikannya sebagai penghubung vital antara lini tengah dan lini serang. Kehadirannya menjaga keseimbangan permainan, menjadikan Mkhitaryan sosok yang nyaris tak tergantikan dalam struktur permainan Inter Milan.
Masa Depan yang Masih Belum Pasti
Henrikh Mkhitaryan memasuki fase penting dalam kariernya, dengan kontraknya bersama Inter Milan yang akan berakhir pada akhir musim ini. Beberapa bulan lalu, ia sempat mempertimbangkan untuk pensiun, namun akhirnya memilih menunda keputusan tersebut dan terus menikmati permainan di level tertinggi.
Dalam sebuah wawancara, Mkhitaryan mengaku bahwa semua kemungkinan masih terbuka. Ia belum memutuskan apakah akan gantung sepatu atau melanjutkan karier satu hingga dua musim lagi—semuanya bergantung pada kondisi fisik serta keputusan klub terhadap masa depannya.
Pihak Inter sendiri memahami nilai besar yang masih dimiliki sang gelandang. Dengan performa yang tetap berstandar Liga Champions, Mkhitaryan menjadi aset berharga baik di dalam maupun luar lapangan. Kini, keputusan terakhir ada di tangannya—apakah ia akan terus menulis bab baru dalam perjalanan kariernya, atau menutup kisah gemilang yang telah ia bangun selama bertahun-tahun.
Jangan lewatkan Berita update lainnya hanya di Beritafifa
