Beritafifa.com – Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid, mengungkapkan beberapa taktik kunci yang digunakan timnya untuk mengalahkan Manchester City dalam leg pertama babak 16 Besar Liga Champions 2024/2025. Meskipun Real Madrid kalah dalam hal penguasaan bola (46% berbanding 54%), mereka berhasil meraih kemenangan 3-2 berkat pendekatan taktis yang efektif.
Taktik Utama Real Madrid:
- Pressing Tinggi:
Ancelotti menekankan pentingnya pressing tinggi untuk menekan pertahanan Manchester City. Dengan pressing yang intens, Real Madrid berusaha memutus aliran bola City dan memaksa mereka melakukan kesalahan di area pertahanan sendiri. - Tidak Gegabah dengan Umpan Panjang:
Meskipun sering menggunakan umpan panjang sebagai strategi, Ancelotti memastikan timnya tidak terburu-buru dalam mengirim bola ke depan. Real Madrid memilih umpan-umpan pendek dan terukur untuk membangun serangan secara perlahan, terutama saat menghadapi tekanan tinggi dari City. - Efisiensi dalam Peluang:
Real Madrid menciptakan 20 peluang tembakan, dengan 8 di antaranya tepat mengarah ke gawang. Hal ini menunjukkan bahwa tim fokus pada kualitas peluang daripada sekadar menguasai bola. Ancelotti menekankan pentingnya memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. - Disiplin Tanpa Bola:
Saat tidak menguasai bola, Real Madrid menjaga formasi dengan rapi dan memastikan para pemain tetap kompak. Hal ini membuat City kesulitan menembus pertahanan Madrid, meskipun mereka memiliki penguasaan bola lebih tinggi.
Hasil dan Analisis:
Kemenangan 3-2 di Etihad Stadium menunjukkan bahwa Real Madrid mampu mengimbangi kekuatan Manchester City dengan pendekatan taktis yang matang. Ancelotti berhasil mengeksploitasi kelemahan City, terutama dalam transisi dan situasi bertahan. Kemenangan ini memberikan keuntungan psikologis bagi Madrid menjelang leg kedua di Santiago Bernabéu.
Dengan taktik yang tepat dan eksekusi yang baik, Real Madrid membuktikan bahwa penguasaan bola bukanlah segalanya dalam sepak bola modern. Efisiensi dan disiplin taktik menjadi kunci keberhasilan mereka melawan salah satu tim terkuat di Eropa.
Pendekatan Taktik Real Madrid di Markas Man City

Menurut Ancelotti, ada beberapa skenario yang dilakukan Real Madrid saat melakukan pressing. Skenario itu ditentukan oleh siapa dari pihak Man City yang menguasai bola. Jika Ederson membawa bola, maka Real Madrid melakukan pressing tinggi.
“Kami berusaha menekan tinggi saat Ederson menguasai bola, dan turun ke blok tengah saat ia tidak menguasai bola, dengan para penyerang masuk ke dalam dan para gelandang tidak berusaha menekan,” buka Carlo Ancelotti.
Ketika berhasil merebut bola, Real Madrid juga punya skema khusus. Ancelotti meminta anak asuhnya bermain melebar. Sebab, Real Madrid punya Vinicius Junior dan Rodrygo yang terampil di posisi itu.
“Saat menguasai bola, kami ingin menciptakan lebar, memaksimalkan kualitas kami, memanfaatkan bola dengan baik, dan tidak frustrasi dengan umpan-umpan panjang. Pada akhirnya semuanya berjalan baik,” kata Ancelotti.
Puji Cara Vinicius Hadapi Tekanan
Vinicius Junior terpilih sebagai Man of the Match laga Man City dan Real Madrid. Bagi sang winger, ini adalah capaian penting dan menjadi respon atas ejekan fans Man City yang dia terima sepanjang pertandingan.
Di awal laga, fans Man City membuat spanduk besar untuk menyindir Vinicius. Lalu, saat menguasai bola, teriakan ‘boo’ juga terdengar dari tribune. Namun, Vinicius tetap tenang dan tidak terprovokasi.
“Jika dia melihatnya, itu menjadi sumber motivasi baginya. Dia benar-benar mengancam sepanjang malam, semua orang di atas juga. Dia menciptakan berbagai macam masalah di luar sana,” kata Ancelotti.
Jangan lewatkan Berita update lainnya hanya di Beritafifa.