Beritafifa.com – AS Roma memang beruntung memiliki pemain sekelas Paulo Dybala, yang terbukti menjadi sosok kunci dalam kemenangan mereka melawan Porto di Liga Europa. Dalam pertandingan leg kedua play-off tersebut, Dybala tidak hanya menjadi cahaya yang memberikan harapan, tetapi juga “bom waktu” yang mampu mengubah jalannya pertandingan.
Pada menit ke-27, Roma sempat tertinggal setelah Samu Aghehowa berhasil membobol gawang mereka. Namun, Dybala tampil sebagai pahlawan dengan mencetak dua gol dalam waktu singkat, yaitu pada menit ke-35 dan ke-39. Kedua gol tersebut tidak hanya mengembalikan kepercayaan diri Roma, tetapi juga mengubah skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Roma.
Dybala tidak hanya mencetak gol, tetapi juga memberikan energi positif bagi timnya. Performanya yang gemilang membantu Roma meraih kemenangan 3-2 di leg kedua ini, sekaligus melangkah ke babak 16 Besar Liga Europa dengan agregat 3-2.
Kontribusi Dybala dalam pertandingan ini sekali lagi membuktikan betapa pentingnya peran pemain berkualitas tinggi dalam menentukan hasil pertandingan. Roma bisa bernapas lega berkat aksi gemilang sang bintang asal Argentina tersebut.
Paulo Dybala, Cahaya Sekaligus Bom!

Pelatih Roma, Claudio Ranieri, melihat Paulo Dybala sebagai senjata utama di lini depan timnya. Namun, lebih dari sekadar senjata, Ranieri juga melihat La Joya sebagai sosok yang bisa jadi inspirasi bagi tim.
“Punya Dybala di gudang senjata Anda sangat berarti, karena selain menjadi pemain yang luar biasa, ia juga seorang pemimpin yang membakar semangat tim,” ucap Ranieri.
Menurut Ranieri, Dybala memimpin tim tidak dengan ucapan melainkan tindakan. Dybala bukan tipe pemain yang banyak bicara. Dia hanya bicara pada momen penting dan tim akan mengikutinya.
“Rekan setimnya memberikan segalanya, tetapi Dybala adalah cahaya. Ia adalah percikan, ia adalah bom, ia adalah segalanya. Ia dalam kondisi fisik yang baik, ia menikmati sepak bolanya,” tegas Ranieri.
Roma Bukan Tanpa Cela

Ranieri telah membawa aura positif bagi Roma. Pada empat laga terakhir, Roma tak pernah kalah. Namun, berkaca pada hasil lawan Porto, Ranieri menilai Roma masih perlu berbenah. Roma punya masalah di lini belakang.
“Saya sangat senang, tetapi kami masih perlu meningkatkan kemampuan. Semua orang tahu kami kebobolan gol lewat serangan balik,” ucap Ranieri.
“Mengapa harus memberikannya kepada mereka? Saat kami unggul 3-1, hal itu tidak dapat diterima. Saya harus berhenti bicara sekarang, jika tidak, apa yang saya coba untuk tidak katakan kepada skuad di ruang ganti,” tegas Ranieri.
Jangan lewatkan Berita update lainnya hanya di Beritafifa.