Beritafifa.com – Radja Nainggolan dilaporkan telah ditangkap terkait penyelidikan perdagangan narkoba jenis kokain. Pemain berusia 36 tahun itu termasuk salah satu tersangka yang ditahan oleh polisi Belgia dalam operasi yang bertujuan membongkar jaringan penyelundupan narkoba yang memasok ke negara tersebut. Penangkapan ini terjadi setelah serangkaian penggerebekan di berbagai lokasi di Belgia, yang menunjukkan keseriusan pihak berwenang dalam menangani masalah narkoba.
Penangkapan Radja Nainggolan terjadi hanya sepekan setelah ia keluar dari masa pensiun dan baru saja bergabung dengan klub divisi dua Belgia, Lokeren, untuk melanjutkan karier sepak bolanya. Nainggolan sempat mencuri perhatian dalam debutnya bersama Lokeren, di mana ia berhasil mencetak gol dalam pertandingan melawan K. Lierse yang berakhir imbang 1-1. Kembalinya Nainggolan ke lapangan hijau setelah pensiun seharusnya menjadi momen positif, namun situasi ini justru berbalik menjadi berita mengejutkan.
Kasus ini cukup mengejutkan publik, mengingat Nainggolan memiliki latar belakang karier yang panjang dan dikenal pernah bersinar saat bermain di Italia. Ia telah menjadi salah satu pemain yang dihormati di dunia sepak bola, dan penangkapannya terkait narkoba tentunya akan berdampak besar pada karier dan reputasinya. Publik kini menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai kasus ini dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi masa depan Nainggolan di dunia sepak bola.
Mulai di Piacenza

Radja Nainggolan lahir di Antwerp, Belgia, pada 4 Mei 1988. Ia memiliki darah Indonesia dari ayahnya yang berasal dari Batak, yang menjadi bagian penting dari identitasnya. Sejak kecil, Nainggolan menunjukkan minat yang besar terhadap sepak bola, dan bakatnya mulai terlihat saat ia berkarier di level junior.
Nainggolan memulai karier profesionalnya di Italia bersama Piacenza pada tahun 2005. Di klub ini, ia menunjukkan bakat besar sebagai gelandang yang serba bisa, mampu berkontribusi baik dalam aspek bertahan maupun menyerang. Penampilannya yang menjanjikan di Piacenza menarik perhatian klub-klub lain di Serie A, dan ia pun mulai membangun reputasi sebagai salah satu gelandang muda yang menjanjikan.
Pada tahun 2010, Cagliari merekrutnya dari Piacenza, dan di klub ini, Nainggolan berkembang menjadi pemain kunci di lini tengah. Ia dikenal dengan kemampuan bertahan yang solid dan insting menyerang yang tajam, membuatnya menjadi sosok yang sangat berharga bagi tim. Penampilannya yang konsisten dan berkualitas menarik perhatian klub-klub besar di Serie A, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu gelandang terbaik di liga.
Bersinar di Roma

Tahun 2014 menjadi momen penting bagi karier Radja Nainggolan ketika AS Roma memboyongnya dengan status pinjaman dari Cagliari sebelum akhirnya mempermanenkannya. Keputusan Roma untuk merekrut Nainggolan terbukti sangat tepat, karena ia segera menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu gelandang terbaik di Serie A. Di klub ibukota Italia ini, Nainggolan berhasil membantu tim mencapai posisi runner-up di Serie A dan tampil konsisten di kompetisi Liga Champions.
Bersama Roma, Nainggolan diwarnai dengan gol-gol spektakuler yang sering kali menjadi penentu dalam pertandingan. Ia dikenal karena energinya yang tak kenal lelah di lapangan, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk tim. Gaya bermainnya yang agresif dan kemampuan untuk menciptakan peluang membuatnya menjadi sosok yang sangat dihormati oleh rekan-rekannya dan para penggemar.
Pada tahun 2017, Nainggolan masuk ke dalam Tim Terbaik Serie A, sebuah pencapaian yang membuktikan kelasnya sebagai gelandang papan atas di Italia. Penghargaan ini tidak hanya mencerminkan performanya yang luar biasa, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain kunci di Roma dan di liga secara keseluruhan. Kariernya di Roma menjadi salah satu periode paling gemilang dalam perjalanan sepak bolanya.
Meredup di Inter Milan

Pada 2018, Nainggolan bergabung dengan Inter Milan dengan transfer besar. Namun, kariernya di Inter tak secerah saat di Roma.
Nainggolan lebih sering menjadi pemain rotasi. Performanya juga menurun karena cedera sering mengganggunya sebelum dipinjamkan kembali ke Cagliari.
Setelah kontraknya berakhir, Nainggolan mencoba petualangan baru di luar Italia. Ia sempat bermain di Antwerp sebelum kembali ke Italia bersama SPAL.
Nainggolan juga pernah berkarier di Indonesia bersama Bhayangkara FC. Pada Januari 2025, Nainggolan bergabung dengan Lokeren-Temse yang bermain di divisi dua Liga Belgia.
Jangan lewatkan Berita update lainnya hanya di Beritafifa.